Teknologi merupakan inovasi yang tumbuh dan tercipta mengikuti jaman yang semakin berkembang. Munculnya teknologi memberikan dampak pada kehidupan masyarakat baik secara positif maupun negatif. Dampak positif teknologi memberikan ruang komunikasi yang semakin luas meskipun terhalang oleh jarak yang jauh. Namun, teknologi juga memberi dampak negatif yang membuat para penggunanya menjadi enggan untuk berinteraksi secara langsung meskipun jaraknya cukup dekat. Uniknya, meskipun masyarakat lebih senang berinteraksi dan berkomunikasi secara online melalui teknologi, namun hal tersebut pantang dilakukan pada saat perayaan hari raya besar salah satunya pada perayaan hari raya Idul Adha.
Hari raya Idul Adha yang ada setiap setahun sekali memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan bersosial masyarakat. Hari raya Idul Adha juga mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak ada pada Hari Raya Idul Fitri. Selain solat Eid, hari raya Idul Adha juga dikenal dengan lebaran haji, karena pelaksanaannya bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di tanah suci Mekkah. Ciri khas lainnya pada Hari Raya Idul Adha yaitu melaksanakan ibadah Qurban. Ibadah Qurban tidak sebatas pada penyembelihan hewan ternak saja, namun terdapat makna mendalam dan hikmah dari dilaksanakannya ibadah Qurban.
Ibadah Qurban bermula pada masa Nabi Ibrahim AS, dimana pada saat itu Allah memberikan perintah pada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya sendiri yaitu Nabi Ismail AS. Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah tersebut tanpa protes meskipun beliau harus mengorbankan anaknya sendiri, begitu pula Nabi Ismail yang tunduk akan perintah Allah meskipun harus mengorbankan nyawanya, hingga pada saat Nabi Ibrahim bersiap untuk menyembelih Nabi Ismail, posisinya digantikan oleh Allah dengan seekor kambing. Peristiwa tersebut yang menjadi awal mula ibadah Qurban pada saat Hari raya Idul Adha. Tidak dapat dibayangkan apabila hal tersebut terjadi pada manusia biasa pada umumnya, maka mereka dipastikan enggan menjalankan dan tidak akan ragu untuk menolak perintah Allah. namun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dengan sabar dan Ikhlas serta berlapang dada untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. Peristiwa ini mengajarkan makna yang kuat tentang tertanamnya ketaqwaan dan ketaatan yang mendalam dalam diri Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada Allah SWT yang wajib dicontoh oleh masyarakat Islam tanpa terkecuali. Peristiwa ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Surah As-Shaffat ayat 103-109 sebagai bentuk pujian pada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai teladan yang baik bagi umat manusia.
Ketaqwaan masyarakat Islam dapat tercermin dalam pelaksanaan ibadah Qurban. Ibadah Qurban dijadikan momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membersihkan harta yang dimiliki. Ibadah Qurban juga memiliki makna tersirat agar masyarakat muslim tidak lupa akan kodrat bahwa harta yang dimiliki hanyalah sebuah titipan. Ibadah Qurban merupakan pengingat bagi orang-orang muslim yang mampu bahwa terdapat hak orang lain dari harta yang dimiliki yang harus dipenuhi dengan cara berbagi melalui ibadah Qurban. Ibadah Qurban juga menjadikan masyarakat muslim menjadi hamba yang ingat pada Allah SWT dan menghindari dari perbuatan tercela seperti sombong, tamak, rakus dan tidak peduli pada orang yang membutuhkan. Sebaliknya pula, ibadah Qurban mendatangkan dan meningkatkan sifat-sifat terpuji pada masyarakat muslim seperti bersyukur, Ikhlas dan sabar. Hal tersebut merupakan usaha dan upaya agar masyarakat muslim terhindar dari sifat yang dilaknat oleh Allah dan menjadi hamba yang beriman dengan meningkatkan sifat-sifat terpuji dan ketaqwaan. Makna mendalam lainnya yaitu sebagai bentuk refleksi diri setiap individu agar ketika mengingat filosofi ibadah Qurban yang bermula dari kisah Nabi Ibrahim, masyarakat muslim dapat mengambil hikmah agar menjadi pribadi yang lebih sabar dan memprioritaskan perintah Allah SWT daripada hawa nafsu belaka. Dari kisah Nabi Ibrahim, umat muslim dituntut untuk mengutamakan Allah SWT daripada dunia yang tidak kekal dan fana. Hal ini yang akan meningkatkan ketaqwaan dan keimanan yang dimiliki oleh masyarakat muslim lewat ibadah Qurban yang dilaksanakan.
Selain meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT, ibadah Qurban juga memberikan hikmah lainnya yaitu membangun hubungan masyarakat yang rukun dan harmonis melalui partisipasi sosial masyarakat yang semakin meningkat. Terbukti dengan adanya fakta bahwa meskipun teknologi telah membawa perubahan pada gaya komunikasi masyarakat yang dilakukan secara online, namun hal tersebut tidak berlaku dan tetap menjadikan hari raya Idul Adha sebagai wadah berkumpulnya dan bersatunya masyarakat dengan keluarga, sanak saudara, kerabat dan juga tetangga. Ibadah Qurban menjadi bukti bahwa teknologi tidak dapat mengubah tradisi keagamaan masyarakat muslim yang menjaga tali silaturahmi dengan berkumpul bersama dan bercengkerama bersama sanak saudara. Ibadah Qurban juga mendorong kerja sama, gotong royong dan tolong menolong dalam proses penyembelihan, dimana biasanya pihak laki-laki yang akan bertugas pada proses penyembelihan dan pihak perempuan yang bertugas dalam proses pendistribusian daging-daging Qurban kepada masyarakat yang membutuhkan. Eksistensi ibadah Qurban juga memberikan rasa kepedulian yang tinggi antar sesama dengan cara membagikan daging yang sudah disembelih pada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini akan menciptakan kerukunan dalam kehidupan masyarakat dan meningkatkan keharmonisan dalam lingkungan tersebut.
Menariknya, dari pelaksanaan ibadah Qurban pada hari raya Idul Adha, umat muslim dapat meningkatkan Hablum Minaallah Wahabblum Minannas sekaligus (Hubungan kepada Allah dan hubungan sesama manusia). Masyarakat muslim dapat menyeimbangkan keduanya lewat ibadah Qurban yang dilaksanakan. Hubungan kepada Allah dibangun dengan cara mentaati perintahnya, bertaqwa kepadanya, bersyukur dan Ikhlas serta sabar akan ujian yang telah diberikan Allah terhadap kita. Hal tersebut tercermin pada saat masyarakat muslim menjalankan ibadah Qurban sebagai bentuk ketaatan dan ketaqwaan diri pada perintah Allah, bersyukur atas harta yang telah diberikan, serta sabar dan Ikhlas pada saat memberi dan berbagi lewat Qurban. Selain itu, ibadah Qurban juga membangun hubungan sesama manusia juga, yaitu dengan peduli terhadap sesama, ikut berpartisipasi dalam kegiatan sembelihan sebagai aksi sosial, bekerja sama dan gotong royong serta saling membantu sebagai upaya untuk meningkatkan kerukunan dan keharmonisan dengan keluarga dan masyarakat lainnya, serta berpartisipasi dalam upaya memberi dan berbagi demi kesejahteraan masyarakat muslim yang membutuhkan sebagai bentuk rasa persaudaraan antar umat muslim.
Dengan terciptanya dan meningkatkatnya Hablum Minaallah Wahabblum Minannas melalui ibadah Qurban, maka hal tersebut akan membawa umat muslim pada tercapainya kehidupan yang seimbang antara spiritual dan sosial. Sehingga hal tersebut menjadi jalan bagi masyarakat muslim dalam mencapai kebahagiaan sejati dan keselamatan dunia dan akhirat serta mendapatkan surga Allah. Ibadah Qurban merupakan bagian integral bagi umat muslim dalam meningkatkan usaha untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta memperbaiki hubungan dengan sesama manusia melalui partisipasi sosial dalam masrayakat dengan berbagi kepada yang membutuhkan sebagai wujud hamba yang taat dan bertaqwa dan manusia yang peduli akan sesama.
