Langkahnya seperti pernak-pernik kumbang
yang berterbangan
Melaju kencang ke Relung sangkarnya
Yang kemudian terpapah dibawah derasnya hujan
Terluluh lantahkan bagaikan belati yang kau tancapkan
Namun hasratnya semakin meronta-ronta
Tak peduli luka, derita dan Bahagia
Lajas siang telah pergi keperaduannya
Perlahan ia bangkit dari keterpurukan
Berekspekulasi bahwa perjuangannya tidak akan sia-sia
Gempita pun berterbaran memberi tahu dunia
Bahwa puisi ini hanya tulisan yang terciptakan
dari letupan rasa.
Oleh: AISYAH (DPD IMABA Universitas Islam Madura)
